Pulau komodo trip resort wisata hotel dan tour 2015

Pulau komodo trip resort wisata hotel dan tour 2015

komodo island adalah salah satu dari tujuh keajaiban dunia


pulau komodo 2015

Sebuah Kisah.... menutup cerita Komodo

Salah satu sebab mengapa saya ikut trip Komodo bersama anak anak Echange Student beberapa hari lalu adalah karena berharap bisa bertemu dengan MR. Komodo, reptil Purba yang hanya ada di Indonesia. Dari beberapa Goegling yang saya lakukan sebelum berangkat membuat saya semakin ingin segera bertemu MR. Komodo, melihatnya  melenggang lenggok  sambil sesekali menjulurkan lidahnya yang bercabang itu dengan liur yang mengandung bakteri yang katanya sangat berbahaya. Dari tempat persembunyian saya bisa melihat dan mengabadikan MR Komodo tanpa dia ketahui pastilah pengalaman sangat mengasyikkan. Belum lagi kalau bisa bertemu satwa liar lainnya seperti: Rusa Timor, Kerbau Liar, Monyet ekor panjang, Kuda liar dan aneka Burung.

Aktivitas yang ditawarkan kepada pengunjung di Loh Buaya antara lain Pengamatan satwa liar, penjelajahan, Photo Hunting, Video Shooting, pengamatan Kalong dan pengamatan Batu balok. Fasilitas yang ada disana antara lain Pondok wisata, Cafetaria, Shelter dan jalan setapak. ( menurut  Wikipedia).

Dengan semangat yang menyala nyala, kami, saya dan mbak Tri berangkat bersama rombongan YEP menuju Bali dan esoknya terbang ke Flores menjumpai MR. Komodo. Bayangan MR. Komodo selalu melambai lambai dibenak kami berdua.

Singkat cerita, kami sampai di Pulau Rinca. Turun dari Boat kecil dan menunggu teman teman lain yang sedang dilangsir turun dari Kapal. Setelah semua kumpul, bersama lokal Guide yang mengantar dari Labuan Bajo, kami menyusuri jalan beton yang tidak terlalu lebar untuk masuk ke lingkungan Taman Nasional Komodo, menuju kantor  untuk membeli tiket masuk. Lokal guide yang mengurus pembelian tiket dan kami menunggu di luar.

Cukup lama kami menunggu, sampai kemudian lokal guide memberitahu kalau uang yang dibawanya tidak cukup untuk membayar tiket masuk, maka saya dan mbak Tri masuk untuk mencari tahu apa sebabnya. Rupanya ke 15 anak Exchange Student yang ada dalam rombongan kami harus membayar  tiket seperti Turis Asing. Padahal setahu kami anak anak yang sudah memiliki KITAS akan diperlakukan seperti halnya orang Indonesia, membayar  seperti kami, (berlaku di daerah wisata seperti Borobudur, Prambanan, Taman Safari dll )

Mbak Tri mencoba menerangkan kepada Petugas, seorang Polisi Hutan, yang biasa di panggil dengan Uncle Lois, bahwa anak anak ini karena sedang bersekolah di Indonesia dan memiliki KITAS, oleh IMIGRASI boleh membayar seperti  Orang Indonesia. Adu argument dengan Uncle Lois yang tetap dengan kekeh kalau hal itu tidak berlaku di daerah kekuasaannya. Menurut beliau KITAS, adalah Keterangan Ijin Tingal Sementara, bukan berarti mereka itu adalah orang Indonesia, jadi tidak bisa diperlakukan seperti Orang Indonesia. Uncle Lois hanya menjalankan tugas sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan, tidak lebih dan tidak kurang.

Keadaan yang sangat kritis saat itu membuat Lokal guide kami kebingungan, uang yang dibawanya sejumlah Rp. 1.300.000,- ternyata masih kurang Rp. 1.600.000,- untuk mebayar tiket agar kami bisa masuk. Sementara disana tidak ada sinyal untuk menelepon, tidak ada ATM, apakah kami harus pulang kembali ke Labuan Bajo?.

Mbak Tri dan Jeng Lina masih mencoba mengingatkan kalau ke 15 anak asing itu dimanapun di daerah wisata di Indonesia tidak perlu membayar sesuai harga yang diberlakukan kepada orang asing. Rupanya hal ini membuat Uncle Lois marah besar, dengan nada marah beliau membentak “Ibu Ibu ini kenapa tidak membela bangsa sendiri, tapi justru membela orang asing, kita ini di Negara Indonesia, harus menjadi Tuan Rumah di negeri sendir tooh, bukan malah membela bangsa lain yang hanya memiliki Kartu tinggal sementara, kita ini di Indonesia harus menghargai Negeri sendiri”. Ancaman Jeng Lina untuk membawa masalah ini ke Media tidak sedikitpun membuat takut Uncle Lois “Silahkan Ibu bawa masalah ini sampai kemanapun, biar seluruh orang Indonesia tahu bagaimana cara kami bekerja, saya hanya menjalankan tugas sesuai peraturan, saya tidak takut”

Akhirnya kamipun menyerah dan mencoba mengumpulkan dana untuk bisa membayar tiket masuk, yang terdiri dari 5 macam karcis: tanda masuk untuk orang asing, tanda masuk untuk orang Indonesia, biaya Tracking, Retribusi daerah untuk orang asing dan untuk warga Indonesia, membayar Ranger yang akan mengantar kami 4 orang dengan harga perorangnya Rp. 40.000,- ditambah lagi karcis Snorkling untuk anak anak. Total Jendral semua Rp. 2.870.000,- untuk 18 orang, 3 WNI dan 15 WNA yang memiliki KITAS.  Tak terbayangkan seandainya kami tidak membawa uang Cash sebanyak itu, bagaimana jadinya?

Akhirnya kamipun selesai dengan urusan tanda masuk dan bersiap untuk Komodo Trip. Setelah Ranger memberitahu tentang apa yang boleh dan apa yang tidak, perjalanan dimulai. Kami berjalan melewati pondok pondok yang sudah rusak tak terpakai lagi. Akhirnya kami sampai di pondok yang disebut sebagai DAPUR, ada beberapa Komodo yang sedang bermalas malasan, sepertinya mereka tidak menghiraukan kedatangan kami, atau karena mereka sudah terbiasa dengan adanya orang orang di sekitarnya?, entahlah. Menurut Ranger Komodo datang ke Dapur karena tertarik bau makanan.

Melihat pemandangan komodo yang sedang bermalas malasan itu, kamipun segera  melanjutkan perjalanan, siapa tahu ditengah jalan nanti ada komodo lewat. Boro boro Komodo, bahkan Rusa, kerbau, monyet ekor panjang atau burung tak satupun yang kami temui. DI sepanjang jalan kami menyusuri jalan setapak yang terlihat hanyalah gerumbul semak dan pohon pohon tumbang, kalaupu masih berdiri pohon pohon itu sudah tua, antara lain pohon Kesambi, Asam dan Kepuh.

Kamipun menaiki bukit yang lumayan tinggi, untuk bisa sampai dipuncak tidak terlalu sulit, diatas puncak bukit itu kami bisa melihat pemandangan yang sungguh indah dengan sisi yang berbeda, pemandangan laut yang biru dan pemandanga bukit savana yang menghijau disisi lainnya. Menurut saya justru inilah yang paling menarik dari trip Komodo, pemandangan alam yang sangat khas antara laut biru dan hamparan bukit savana yang menghijau sejauh mata memandang.

Harus diakui kalau harga karcisnya begitu mahalnya, belum lagi sewa kapalnya yang sekitar 4 juta sehari, trip Komodo ini memang betul betul mahal, sementara yang bisa kita lihat Cuma Komodo yang sedang malas malasan. Kecuali kalau mau Diving dan snorkling juga.

ditulis oleh : ibu Sulis 2015

Tetap semangat ya bu.



Subscribe to receive free email updates: